Momen ini tidak hanya menjadi seremoni keagamaan biasa, melainkan simbol kedekatan Polri dengan masyarakat. Doa-doa yang dilantunkan, sholawat yang menggema di bawah langit kota wali, menjadi bentuk harapan bersama untuk negeri yang lebih damai, aman, dan sejahtera.
Tampak hadir dalam acara tersebut Kapolres Demak AKBP Ari Cahya Nugraha, Forkopimda, tokoh agama, masyarakat sekitar, serta perwakilan dari PW FRN Couter POLRI. Para peserta mengikuti acara dengan khidmat, menyatukan niat dan harapan dalam lantunan doa.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Hari Bhayangkara bukan hanya milik kepolisian, tapi juga menjadi ruang refleksi bagi seluruh elemen bangsa. Bahwa keamanan dan ketertiban bukan hanya soal hukum dan ketegasan, tapi juga tentang kebersamaan, doa, dan keikhlasan membangun negeri.
PW FRN sebagai mitra kritis sekaligus sosial kontrol, turut mengapresiasi langkah Polres Demak yang menggandeng masyarakat dalam peringatan Bhayangkara. Pendekatan spiritual seperti ini dianggap mampu memperkuat nilai-nilai humanis dalam tubuh kepolisian.
“Ini bukan hanya soal peringatan Hari Bhayangkara, tapi tentang bagaimana kita membangun sinergi yang utuh antara masyarakat, wartawan, dan aparat penegak hukum,” ujar salah satu pengurus PW FRN Couter POLRI yang hadir malam itu.
Dalam suasana damai, sholawat menjadi pengingat bahwa Indonesia bukan sekadar wilayah, melainkan rumah besar yang mesti dijaga bersama. Dan semoga di usia ke-79, Polri semakin profesional, dipercaya, dan dicintai rakyat.
Tim Red_M. Usup
