Bentrokan antara massa dan aparat keamanan ini dikabarkan menelan setidaknya tiga korban meninggal dunia, termasuk seorang jurnalis yang sedang meliput.
Anggota DPRD Pati, Teguh Bandang, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan dua remaja berinisial Zahra dan Syalwa meninggal dunia.
“Informasi ini juga tersampaikan secara langsung melalui siaran live masyarakat. Kabar yang saya terima, mereka meninggal di RS Mitra,” ujarnya di sela rapat paripurna.
Selain kedua remaja tersebut, seorang wartawan media lokal, juga dikabarkan meninggal saat menjalankan tugas peliputan.
Korban diketahui membawa kartu identitas pers dan sempat mendapatkan pertolongan setelah terkena dampak gas air mata.
Hingga kini, pihak kepolisian maupun rumah sakit belum mengeluarkan keterangan resmi terkait kronologi dan penyebab kematian para korban.
Kerusuhan ini juga menyebabkan Kapolsek Kota Pati, Iptu Heru Purnomo, mengalami luka di bagian kepala akibat dugaan pemukulan oleh massa.
Belasan anggota polisi lainnya dilaporkan turut mengalami luka dan sedang mendapatkan perawatan medis di RSUD RAA Soewondo Pati.
Sumber lapangan menyebut kericuhan dipicu oleh kekecewaan warga terhadap kebijakan Bupati Pati, Sudewo, yang menaikkan PBB-P2 hingga 250 persen.
Kebijakan ini dinilai memberatkan warga dan memicu gelombang protes besar-besaran.
Christina