Magelang,SaberPungli.net:Seni tari tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Hal inilah yang menjadi pegangan Aipda Ridha Susadam, Bhabinkamtibmas Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, yang tak hanya bertugas sebagai seorang Polisi, tetapi juga menjadi penjaga budaya melalui seni tari.
Di temui di Mapolres Magelang Kota, Aipda Ridha mengatakan kecintaannya terhadap seni tari bukanlah hal baru. Sejak tahun 2003, ia telah mendirikan Sanggar Tari Satrio Budaya di Muntilan, kota kelahirannya. Lalu, sejak ditugaskan di Magelang pada tahun 2022, ia mulai mengembangkan seni tari di wilayah binaannya dengan membina Group Tari Cipto Manunggal. Grup ini sebenarnya telah berdiri sejak tahun 1982, namun perkembangannya semakin pesat setelah Aipda Ridha bergabung dan mengelolanya secara lebih modern.
Beberapa tarian khas yang ia ajarkan di antaranya Tari Topeng Ireng, yang sarat makna filosofis, Tari Kubro Siswo, yang mengandung nilai spiritual, serta Tari Rampak Buto, yang mencerminkan energi dan kekuatan.
Salah satu peserta tari, Kurniawan, mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar langsung dari seorang polisi yang juga seorang seniman.
” Saya merasa senang ada guru tari seperti Pak Sadam, apalagi beliau seorang polisi. Harapan saya, ke depan sanggar ini bisa mendapat dukungan dari Pemda maupun Polres agar kesenian di Magelang tetap lestari dan memiliki generasi penerus,” ujarnya.
Apresiasi terhadap dedikasi Aipda Ridha juga datang dari Kapolres Magelang Kota, AKBP Anita Indah Setyaningrum, S.I.K., M.H.. Menurutnya, peran Aipda Ridha mencerminkan sosok polisi yang humanis yang dapat menjadi inspirasi.
“Apa yang dilakukan oleh Aipda Ridha adalah bentuk nyata kepedulian Polres Magelang Kota terhadap pelestarian budaya bangsa. Ini adalah contoh bahwa Polisi berperan dalam membangun karakter generasi muda melalui seni dan budaya. Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya beliau dalam melestarikan kesenian daerah,” ujar AKBP Anita. Sabtu (8/2)
Sebelum menutup, Aipda Ridha menjelaskan, pelestarian budaya adalah panggilan jiwa yang harus terus diperjuangkan.
” Saya ingin kesenian ini tetap lestari dan diwariskan kepada generasi muda. Semoga apa yang saya lakukan bisa menginspirasi banyak orang, tidak hanya pelajar, tetapi juga masyarakat luas,” pungkasnya.
( M.U )