Bripka Muzamil Tunjukkan Kepedulian, Kunjungi Warga Sakit Stroke yang Rumahnya Bocor

oleh -39 Dilihat
oleh

Semarang [SaberPungli.net] Rasa kemanusiaan kadang tumbuh dari kepedulian yang sederhana. Seperti yang dilakukan Bhabinkamtibmas Kelurahan Gabahan, Bripka Muzamil, saat melangkahkan kaki ke sebuah rumah sederhana di RT 02 RW 04, Kelurahan Gabahan, Semarang Tengah, yang menjadi tempat tinggal Bapak Suhardi (70) dan keluarganya.

Di balik dinding yang mulai lapuk dan atap bocor itu, tersimpan kisah perjuangan yang mengharukan. Bapak Suhardi telah lima tahun terbaring akibat stroke, kehilangan kemampuan untuk bekerja dan menopang ekonomi keluarga. Sementara istrinya, Ibu Sri Suranti (64), dengan tabah menjalani hari-harinya—berjualan lumpia dari pagi hingga sore demi memenuhi kebutuhan dapur sekaligus merawat suami yang tak lagi berdaya.

Kondisi rumah yang bocor membuat suasana makin memprihatinkan. Saat hujan turun, air menetes dari langit-langit, membasahi tempat tidur dan lantai yang rapuh. Situasi inilah yang mendorong Bripka Muzamil datang, bukan hanya untuk menyampaikan kepedulian, tetapi juga memberi semangat kepada keluarga agar tak menyerah pada keadaan.

Bripka Muzamil Tunjukkan Kepedulian, Kunjungi Warga Sakit Stroke yang Rumahnya Bocor

“Kehadiran kita di tengah warga bukan sekadar menjalankan tugas, tapi juga berbagi empati. Kadang, perhatian kecil bisa memberi arti besar bagi mereka yang sedang berjuang,” ujar Bripka Muzamil dengan nada penuh kehangatan.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program sambang warga yang rutin dilakukan Bhabinkamtibmas sebagai wujud kehadiran Polri di tengah masyarakat. Bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial.

Di sisi lain, Ersanghono (71), Tokoh Masyarakat setempat, turut menyampaikan keprihatinannya. Ia bersama Bhabinkamtibmas berencana mengajak warga sekitar untuk bergotong royong memperbaiki atap rumah Suhardi, agar keluarga itu dapat tinggal lebih layak.

“Kami ingin membantu semampunya. Setidaknya rumah Pak Suhardi bisa sedikit lebih nyaman, dan beliau merasa tidak sendiri,” tutur Ersanggono

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial bukanlah hal besar yang ditunggu datang dari pemerintah atau lembaga besar, melainkan bisa dimulai dari tindakan kecil—seperti langkah kaki Bripka Muzamil yang mengetuk pintu rumah warga sakit di sudut Kelurahan Gabahan itu. Dari sanalah, harapan kembali tumbuh di tengah kesederhanaan.

Chriz