InternasionalKebudayaanNasionalTNI POLRI

Proyek Revitalisasi SMPN 3 Dempet Disorot Keras: Tanpa Papan Nama, Pekerjaan Asal Jadi, dan K3 Diduga Total Diabaikan

29
×

Proyek Revitalisasi SMPN 3 Dempet Disorot Keras: Tanpa Papan Nama, Pekerjaan Asal Jadi, dan K3 Diduga Total Diabaikan

Sebarkan artikel ini

Demak [SaberPungli.net] 22/11/2025- Proyek revitalisasi di SMPN 3 Dempet kini menjadi sorotan tajam masyarakat.

Pekerjaan yang seharusnya meningkatkan kualitas sarana pendidikan justru memunculkan tanda tanya besar terkait transparansi, kualitas teknis, dan keselamatan kerja.

Hingga hari ini, proyek tersebut tidak memasang papan nama kegiatan, sebuah kewajiban mutlak dalam setiap proyek pembangunan yang menggunakan uang negara.

Tanpa papan informasi, publik tidak mengetahui berapa nilai proyeknya, siapa kontraktornya, berapa lama masa kerjanya, maupun instansi yang bertanggung jawab atas pengawasan.

Kondisi ini seolah membuka ruang bagi dugaan praktik tidak transparan.

Lebih jauh lagi, kualitas pengerjaan di lapangan juga dinilai sangat memprihatinkan.

Proyek Revitalisasi SMPN 3 Dempet Disorot Keras: Tanpa Papan Nama, Pekerjaan Asal Jadi, dan K3 Diduga Total Diabaikan

Temuan warga menyebutkan bahwa pelaksanaan proyek terkesan asal-asalan, tanpa memperhatikan standar teknis yang semestinya menjadi bagian utama dalam pembangunan fasilitas pendidikan.

Yang paling mencolok, aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terlihat diabaikan secara total.

Para pekerja tampak beraktivitas tanpa APD seperti helm, rompi, sarung tangan, maupun sepatu keselamatan.

Tidak ada pembatas area berbahaya, tidak ada peringatan, dan tidak ada prosedur keamanan yang semestinya diterapkan.

Seorang warga yang menyaksikan langsung aktivitas proyek mengatakan:
“Pekerjanya tanpa alat keselamatan. Tidak ada papan proyek. Kalau ini bukan proyek bermasalah, apa namanya? Ini sekolah loh, mestinya ketat peraturannya.”

Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan dari dinas terkait maupun pihak sekolah.

Proyek revitalisasi yang dibiayai dari anggaran negara seharusnya menjadi contoh akuntabilitas dan penerapan standar keselamatan, bukan malah menjadi proyek yang terkesan dikerjakan secara serampangan.

Belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah maupun instansi pengampu proyek.

Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera turun tangan, melakukan evaluasi menyeluruh, dan menindak jika terbukti adanya pelanggaran prosedur dalam proyek pembangunan di lingkungan sekolah tersebut.

(M. Usup)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *